Skip to content

Beasiswadesain

Blog punya bea, siswa desain.

  • Lihat
  • Bea, Siswa Desain

tentang blog ini

Catatan kecil dari bea, seorang siswa desain ditengah-tengah pembelajaran yang dilalui dan juga kewajiban sehari-hari yang dikerjakan bea.

Peringatan:
Mungkin berisi uneg-uneg.

Daftar Tulisan

  • January 2019
  • June 2017
  • May 2017
  • April 2017
  • March 2017
  • February 2017
  • January 2017
  • May 2016
  • March 2016
Advertisements

Tag: tujuan

Desain Grafis buat apa sih?

Dalam tulisan kali ini, saya ingin coba memaparkan ‘kegunaan’ atau ‘fungsi’ dari desain grafis. Pemaparan akan difokuskan terhadap benda atau artefak desainnya itu sendiri, bukan dari sisi desainer.

Sebelum berjalan kemana-mana, desain grafis adalah desain yang menggunakan grafis: gambar dan tulisan.

Dalam koridor desain grafis, dapat dikatakan bahwa apa saja yang memiliki tulisan dan gambar adalah bagian dari benda yang dapat didesain dengan keilmuan desain grafis. Oleh sebab itu, disinilah saya berani mengatakan bendanya banyak sekali. Jadi daripada mencoba menyebutkan satu per satu benda yang ada, ada baiknya kita pegang penuh definisi tersebut, sehingga dalam pemaparan-pemaparan contoh yang diberikan dibawah, kita tetap dalam satu frekuensi yang sama.


Dalam buku “What Is Graphic Design For?”, Alice Twemlow memberikan pernyataan pembuka yang cukup general:

Graphic Design is a type of language used for communicating. You use it to tell someone about something that they want, or that you think they want, or that someone else thinks they want. (Twemlow, 2006)

Sederhananya: Desain grafis adalah sebuah bahasa untuk komunikasi. Kalimat selanjutnya memberikan penjelasan mengenai aspek informasi dan persuasi yang juga konon merupakan bagian dari ‘kegunaan’ desain grafis.

Mengapa desain grafis dikatakan sebuah bahasa? Tidak sulit melihat sebuah bahasa umumnya digunakan dalam komunikasi (seperti anda membaca tulisan ini dan dapat memahaminya adalah wujud kontribusi dari bahasa Indonesia sebagai bahasa yang sama-sama kita mengerti), Tapi mengapa desain grafis adalah bahasa? Esensinya adalah desain grafis adalah sebuah konstruksi, seperti bahasa, dimana konstruksi itu diterima secara konvensional secara umum. Hal itu diperkuat dengan adanya tulisan-tulisan yang merupakan 50% bagian dari desain grafis. Seperti yang pernah saya tuliskan sebelumnya, cara kerja tulisan dan gambar sangatlah berbeda, namun keduanya dapat bekerja sama untuk menghasilkan sebuah konstruksi baru, yang tentunya dapat mengundang pemahaman dengan adanya tulisan, namun juga tetap memberikan ruang interpretasi bebas dengan adanya gambar.


Sekarang kita lanjut membicarakan aspek utama dalam tulisan kali ini, yaitu kegunaan dari desain grafis itu sendiri. Kalau kita mulai menatap benda-benda grafis yang ada disekeliling kita, seperti kemasan, buku, layar hp, dll, kita bisa membayangkan kegunaan-kegunaan desain grafis. Dalam buku-buku cetak, desain grafis, dimana gambar dan tulisan diolah dan dipadukan dapat membuat bukunya lebih menarik. Namun tidak sebatas itu saja, secara subtil, desain grafis dapat membantu ‘meningkatkan’ keterbacaan dari tulisan hingga akhirnya membaca dapat menjadi efisien. Desain grafis juga mampu mengkelompokan informasi hingga secara perseptual, kemampuan mencerna informasi dapat lebih efektif. Desainer dapat memberikan kedalaman dalam desainnya dengan memperhatikan elemen-elemen yang ada dalam desain, hingga akhirnya buku tidak hanya dibaca, namun dapat menjadi pengalaman naratif yang unik.

Ok, memang desain grafis yang baik tidak langsung sama dengan sales yang baik. Maaf mengecewakan.

Tapi kembali serius, peran desain grafis memang sesederhana itu, yaitu komunikasi. Ketika kita berusaha menjabarkan kegunaan untuk komunikasi lebih lanjut, barulah kita dapat melihat relevansi dari desain grafis dengan komunikasi. Twemlow menuliskan lebih lanjut:

Graphic design is for communicating with people: audiences, viewers, readers, users, receivers, visitors, participants, interacters, players, passers-by, experiencers, members of the public, communities, inhabitants, consumers, customers, subscribers, and clients. (Twemlow, 2006)

Apapun label nama mereka, intinya adalah komunikasi ke seseorang. Tiap-tiap orang tentu memiliki kepentingan tersendiri ketika berinteraksi terhadap suatu desain, dan kepentingan tersebut tentunya mempengaruh cara interaksi mereka. Seorang yang membutuhkan petunjuk menuju toilet karena kebelet tentunya akan membutuhkan informasi dengan cepat, hingga akhirnya desain informasi yang jelas dan komunikatif dan dapat dilihat secara dinamis sangatlah penting. Hal tersebut tentu berbeda dengan seseorang yang membutuhkan petunjuk untuk menuju toilet namun belum kebelet. Akhirnya desain perlu menjawab kebutuhan manusia yang beragam itu, khususnya dalam aspek informatif.


Marilah kita bahas sedikit beberapa contoh artefak desain grafis dan pemaparan dari ‘guna’ dari artefak-artefak tersebut. Dalam contoh-contoh yang saya gunakan, saya menggunakan desain-desain saya sendiri dalam upaya memaparkan maksud saya, jadi mohon ampun apabila contoh yang digunakan tidak fenomenal.

1. Desain Logo

logo design
Desain logo untuk PT Garuda Solusi Kreatif

Contoh pertama adalah desain logo, dimana logo merupakan benda pertama yang dipikirkan ketika membayangkan desain grafis. Logo sendiri merupakan bagian dari ‘program’ desain komunikasi visual (atau desain grafis) yang lebih luas, yaitu identitas visual (dan lebih besar lagi: branding). Setiap orang tentu pernah melihat logo, atau setidaknya turunan dari wujud logo, namun saya pribadi nggak yakin tidak semua orang mengetahui apa itu logo dan kegunaan logo. Berikut pemaparan Sean Adams & Noreen Morioka dalam buku “Logo design workbook : a hands-on guide to creating logos”.

Logo: a distinctive symbol of a company, object, publication, person service, or idea. (Adams & Morioka, 2004)

 

Logo dapat dilihat dengan sederhana dilihat sebagai sebuah lambang dari sesuatu. Logo merupakan representasi dari sesuatu, hanya saja representasi tersebut dilakukan dengan penyederhanaan guna membuat logo tersebut dapat dengan mudah dan fleksibel muncul dimana-mana. Karena ada sebuah gambaran perusahaan, orang, ide, atau publikasi yang kompleks perlu dimunculkan dimana-mana, makannya ada logo. Mengapa logo dapat dikatakan sebagai hasil dari desain grafis? Umumnya karena logo memiliki gambar dan tulisan, baik terpisah (seperti contoh logo PT Garuda Solusi Kreatif diatas) ataupun digabung (seperti logo Burger King).

Jika logo adalah contoh desain grafis, maka salah satu kegunaan desain grafis adalah untuk representasi.

 

2. Desain Poster

Poster Fighting Fingers
Desain Poster Resital ‘Fighting Fingers’

Contoh kedua adalah poster. Dalam banyak buku sejarah desain grafis, poster dikatakan sebagai salah satu bentuk pekerjaan awal dari desainer grafis. Tujuan dari poster sendiri beragam, untuk iklan, propoganda, untuk kampanye, atau semata-mata untuk dekorasi saja, tapi terlepas dari itu, awalnya poster adalah medium promosi. Berikut adalah definisi formal dari Robin Landa akan apa itu Poster dalam bukunya, Graphic Design Solutions.

“A poster is a two-dimensional, single-surface format used to inform and to persuade or promote.” (Landa, 2011)

 

Definisi yang diberikan Landa menjelaskan tujuan dari sebuah poster. Memahami bahwa poster adalah salah satu artefak desain grafis yang tua dan sampai sekarang masih banyak ditemukan, bisa dikatakan bahwa keberadaannya cukup penting dan ‘berguna’ hingga akhirnya kita dapat menemukan poster dimana-mana (baik yang didesain oleh desainer grafis, maupun didesain oleh non desainer grafis).

Jika poster adalah contoh desain grafis, maka salah satu kegunaan desain grafis adalah untuk mempersuasi, mempromosi atau menginformasi (dimana ketiganya juga merupakan perpanjangan dari komunikasi).

 

3. Desain Majalah atau Publikasi

022f1027198033-56361337a6fb2
Salah satu halaman Desain untuk Dear Discussions

Contoh ketiga dan terakhir dalam tulisan kali ini adalah desain majalah. Tapi saya lebih suka menyebutnya desain publikasi karena majalah adalah bagian kecil didalam publikasi, bahkan dalam tulisan-tulisan saya yang lebih formal, saya beberapa kali mencoba menjelaskan mengapa lebih baik fokus dalam desain publikasi dibandingkan desain majalah, buku, dll, tapi itu bukan fokus pembahasan kali ini, jadi saya lewatkan saja.

Publikasi adalah sebuah penyampaian informasi yang terorganisir dan berurutan kepada masyarakat luas. Definisi ini saya dapatkan dalam salah satu kajian saya dalam desain publikasi yang didapatkan dari Robin Landa & Lakshmi Bhaskaran. Perbedaan mendasar medium desain grafis ini dibandingkan medium-medium lain adalah medium ini berkomunikasi secara terstruktur dan periodikal kepada khalayak umum. Dibandingkan dengan logo yang berkomunikasi secara intens dan tidak memiliki interval waktu yang jelas ataupun poster yang berkomunikasi secara temporal, publikasi umumnya lebih kompleks karena sistematika dan struktur yang ada didalamnya.

Disini saya tidak ‘memperkenalkan’ kegunaan atau fungsi desain grafis lain dibandingkan contoh-contoh sebelumnya, namun disini saya menekankan salah satu faktor, yaitu waktu, dalam desain grafis. Waktu didalam komunikasi menentukan apakah komunikasi dapat efektif atau tidak, lalu apakah komunikasi relevan karena hadir dalam waktu yang tepat atau tidak.


Saya rasa kali ini saya perlu menyudahi dulu. Untuk tulisan selanjutnya saya ingin membahas sedikit dari sisi pelaku desain grafis itu sendiri, yakni sang desainer. Karena tentunya sang pelaku memiliki kepentingan tersendiri, yang belum tentu sejalan dengan artefak yang ia hasilkan. Jadi kenapa tidak menjelaskan lebih mengenai sang desainer?

Saya perlu sedikit meminta maaf karena tulisan ini cukup lama memakan waktu. Harapannya, tulisan ini dapat memberikan beberapa rujukan untuk menyertai opini saya, sehingga tidak serta merta ‘seenaknya’ saja. Setelah sambung menyambung menulis selama tiga kali, akhirnya saya perlu menyudahi tulisan ini dan lanjut pada tulisan selanjutnya. Semoga tulisan kali ini mampu memberi perspektif lain. Salam.


Bacaan lebih lanjut:

What Is Graphic Design For? oleh Alice Twemlow

Logo design workbook : a hands-on guide to creating logos oleh Sean Adams & Noreen Morioka

Graphic Design Solutions oleh Robin Landa

What is Publication Design? oleh Lakshmi Bhaskaran

 

 

Advertisements
Posted on March 22, 2017March 22, 2017Categories desain, graphic design, TulisanTags alice twemlow, brian alvin, desain, desain grafis, desainer, design, designer, fungsi, grafis, graphic, graphic design, Indonesia, lakshmi bhaskaran, logo, majalah, noreen morioka, poster, publikasi, robin landa, sean adams, tujuanLeave a comment on Desain Grafis buat apa sih?
Create a free website or blog at WordPress.com.
Cancel
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy